Seni Illustrasi Di Abad Pertengahan
Apakah kalian pernah melihat lukisan-lukisan atau karya seni pada zaman Abad Pertengahan? Karya seni di masa tersebut tampak aneh di mata masyarakat awam zaman kini.
Makhluk-makhluk aneh yang dianggap layak oleh para ahli Taurat pada Abad Pertengahan ini kemudian banyak diabadikan dalam manuskrip, peta, hingga cerita rakyat dan mitos.
"Sebagian besar (seni Abad Pertengahan) tentang menampilkan karakter, orang, atau makhluk dalam seni abad pertengahan yang menonjol dan memiliki kepribadiannya sendiri," kata Swarthout, dikutip dari Artnet.
Makna yang Digambarkan dengan Cara yang Berbeda
Dikutip dari Artnet, sejak 2019, Swarthout telah mengumpulkan gambar-gambar aneh dan fantastik yang dia temukan dalam manuskrip, seni, dan permadani Abad Pertengahan.
Bagi Swarthout, karya seni Abad Pertengahan menunjukkan ketertarikan seni yang terkadang memunculkan representasi yang salah. "Banyak orang melihat gambar-gambar tersebut, yang mungkin terlihat tidak akurat secara anatomi, berasumsi bahwa seniman Abad Pertengahan itu naif atau tidak berbakat. Tapi saya rasa ada semacamnya, tentang cerita yang lebih dalam untuk diceritakan," jelas Swarthout.
Misalkan, prasangka manuskrip Abad Pertengahan yang dibuat oleh para biksu atau murid ternyata dibuat oleh pekerja harian. Mereka adalah orang-orang biasa yang bekerja atas permintaan klien yang ingin memiliki buku doa sendiri.
"Mereka tidak memberikan ilustrasi mereka dengan semangat artistik yang unik. Mereka hanyalah pedagang," ungkap Swarthout.
Menurut Swarthout, 'seniman' ini mengetahui pokok bahasan manuskrip, tetapi membahasnya dengan menggabungkan cerita rakyat dalam kehidupan sehari-hari.
"Kebanyakan merupakan materi yang familiar atau subjek yang familiar. Namun digambarkan dengan cara yang sangat berbeda dengan cara menggambar saat ini," kata Swarthout.
Swarthout berharap dirinya dapat menghilangkan prasangka mitos dan kesalahpahaman seputar periode tersebut karena perbedaan cara menggambarkan sesuatu.
Kehidupan Masyarakat Abad Pertengahan
Orang-orang pada abad pertengahan sendiri memiliki kreativitas tinggi yang dapat menghasilkan banyak karya seni, seperti seni teater, seni rupa, seni lukis, dan sebagainya. Salah satu yang menonjol pada masa ini adalah seni rupa. Banyak seniman-seniman di Eropa berlomba-lomba untuk membuat suatu lukisan yang semirip mungkin dengan bentuk aslinya. Situasi tersebut didatangkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran orang- orang kalau ada suatu hal yang mungkin tidak dapat diutarakan dengan kata-kata saja dan lukisan pun dapat menjadi suatu media untuk berkomunikasi bagi masyarakat Eropa pada saat itu.
Selain itu, kemampuan manusia menetap secara sempurna memberikan kesadaran penting tentang keindahan dalam suatu peradaban.
Karya seni rupa pada abad pertengahan mempunyai identitas sendiri dimana adanya keterkaitan dengan otoritas gereja yang pada saat itu mendominasi kehidupan masyarkat masa itu. Tidak jarang terkadang gereja akan ikut andil dalam memutuskan suatu karya seni apa yang hendak diciptakan oleh seorang seniman. Bila dilihat secara optis, karya seni pada abad ini terlihat hambar dengan hanya mengandalkan percampuran antara warna-warna primer dan pose yang terlihat agak agak tegang atau kaku. Konsep pandangan dari diri sendiri pada masa ini sangatlah jarang untuk didapati, jikalau ada pun hanya berupa percampuran yang terlihat wajar dan sangat biasa namun ditambah dengan banyak digresi. Tetapi, para seniman pada masa itu tidak sulit untuk menemukan banyak material seperti batuan berharga, cat emas, dan lain sebagainya untuk dijadikan bahan utama. Lalu, untuk ukurannya karya seninya sendiri biasanya terbilang cukup besar.
Tidak seperti lukisan pada masa Romawi Klasik yang ukurannya bukan untuk hal yang monimental, namun lebih ditunjukan untuk menjadi pengisi konstruksi bangunan yang pada saat itu cenderung sangat lebar dan megah sebagai wujud dari keagungan Tuhan. Dalam perkembangannya seni rupa pada abad pertengahan terbagi menjadi Romanesque, Gothic, dan Renaissance.
Abad Pertengahan dibagi menjadi tiga masa
1. Abad Pertengahan Awal (5M—10M)
Dikenal sebagai zaman kegelapan, di mana karya sastra dan budaya masih sangat sedikit terdapat di Eropa Barat. Hanya di Semenanjung Kordoba, seni, budaya, dan ilmu pengetahuan sudah banyak dihasilkan di bawah Kekhalifahan Kordoba. Dan pada abad ke-7, kekhalifahan Islam menaklukkan banyak wilayah Romawi serta membawa budayanya.
Seringkali peperangan yang terjadi pada masa Klasik menyebabkan banyak literatur hilang atau musnah. Namun biara-biara yang terus didirikan seiring gencarnya penyebaran ajaran agama Kristiani di antara kaum penganut kepercayaan leluhur sejak abad keenam telah melestarikan budaya dan bahasa. Mereka tidak hanya melipatgandakan teks keagamaan terkait kehidupan santo-santa, tetapi juga buku-buku periode Klasik seperti Ovid dan Virgil dari Romawi, hukum, filsafat, kedokteran, dan lainnya.
Contoh karya yang berasal dari masa Abad Pertengahan Awal adalah: katedral-katedral ortodoks yang sempat menjadi masjid dan kini menjadi museum di Turki: Hagia Sophia.
Puncak Abad Pertengahan (11M—13M) menghasilkan banyak karya intelektual, spiritual, dan seni. Karya-karya Aristoteles ditemukan kembali dan merupakan pendorong berdirinya Skolastisisme oleh Thomas Aquinas dan para pemikir lain. Pencapaian lain dari periode ini adalah lukisan-lukisan Giotto, puisi-puisi Dante Alighieri dan Geoffrey Chaucer, perjalanan Marco Polo, katedral-katedral bergaya Gothik. Periode ini diwarnai pula oleh perebutan kekuasaan kembali oleh Kristen Eropa Barat atas Tanah Suci yang dikuasai Islam.
Akhir Abad Pertengahan (14M—15M)
Diwarnai dengan bencana kelaparan dan wabah penyakit. Peperangan lokal yang terjadi antara lain timbul dari pemberontakan petani. Krisis kekuasaan terjadi karena perpecahan dalam Gereja Katolik Roma. Namun seni rupa dan ilmu pengetahuan berhasil berkembang pada masa ini. Teks-teks Romawi dan Yunani kuno yang diperbaharui merupakan cikal bakal periode sejarah berikutnya, yakni Renaissance. Teks-teks Latin dipakai dalam kontak dengan bangsa Arab, sedangkan teks Yunani digunakan saat penaklukan Konstantinopel oleh Turki Ottoman.
Akhir dari Seni Abad Pertengahan
Dari ketiga periodisasi perjalanan seni pada abad pertengahan, masing-masing periode memiliki karakteristik berbeda-beda yang didorong oleh peradaban-peradaban pada masa sebelumnya. Ciri khas tersebut dapat dilihat di berbagai tempat-tempat yang berada di Eropa. Bagaimana seni masuk dalam aspek yang diatur oleh gereja dan sesuai keinginan gereja yang mengakibatkan kurangnya gambar atau seni lukis dari perspektif senimannya sendiri yang kemudian mulai berani pada masa renaissance yang disebut sebagai akhir dari masa kegelapan pada abad pertengahan.
Masa renaissance sendiri merupakan jembatan antara abad pertengahan dengan zaman modern. Pada masa ini, pengagungan pada nilai-nilai kemanusian sangatlah menonjol. Adanya peningkatan dalam pengkajian ilmu yang dilakukan oleh banyak universitas pada masa itu tentang berbagai disiplin ilmu. Pada sisi yang lain, masa ini mengoreksi total pola berfikir konvesional yang menyebabkan adanya sikap yang berbeda dalam memandang dunia. Banyak juga seniman-seniman yang terkenal hingga saat ini yang tercipta dari masa renaissance. Masa ini juga merupakan suatu pengambilalihan bagi perkembangan dari seni lukis, patung dan juga arsitektur bangunan.
Kesimpulan :
Bahwa pada Abad Pertengahan terdapat banyak lukisan dan karya seni yang dihasilkan. Karya seni pada masa tersebut terlihat aneh di mata masyarakat awam zaman kini, namun memiliki cerita yang lebih dalam untuk diceritakan. Karya seni rupa pada Abad Pertengahan memiliki identitas sendiri yang terkait dengan otoritas gereja yang mendominasi kehidupan masyarakat pada masa itu. Abad Pertengahan dibagi menjadi tiga masa yang berbeda, yaitu Abad Pertengahan Awal, Puncak Abad Pertengahan, dan Akhir Abad Pertengahan.
Referensi :
https://sainspuisi.com/2020/10/17/estetika-abad-pertengahan-eropa-europe-medieval-aesthetic/amp/
Komentar
Posting Komentar